-->

Akibasreet Bisa

Oleh Alfa RS. 

”Bermimpilah! Karena tanpa mimpi-mimpi indah, kita hanya jadi boneka.”

Jujur, kalimat itu terlintas begitu saja dalam benak Akibasreet. Kalau ternyata kalimat itu sudah menjadi ‘icon’ seseorang –pernah diungkapkan filosofis, tokoh masyarakat, motivator handal atau siapa saja– Akibasreet berharap apa yang akan ditulis ini menjadi pelengkap ungkapan mereka saja. Karena seperti Anda ketahui, Akibasreet sekedar tempat bersreset ria. Puji syukur pada Tuhan yang Maha Membukakan Hati, jika ternyata apa yang ditulis ini memberikan manfaat.

Bermimpi, optimis, visi, misi, setidaknya menjadi modal penting ketika sesuatu –manusia ataupun sebuah lembaga– menghendaki akan sebuah nilai plus. Nilai plus ini tentunya sederhana saja, sekedar lebih baik dari kemarin.

Sederhananya, andai saja seorang remaja, ketika dia tidak ada sedikitpun mimpi, jangankan dia mau melanjutkan mencari pengetahuan dijenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Kedua (SLTA), meneruskan ke SLTP saja, Akibasreet yakin dia pergi ke sekolah bukan karena ilmu pengetahuan. Tapi lebih cenderung karena alasan lain yang tentunya tidak berkaitan dengan proses belajar-mengajar.

Kemudian jika sebuah lembaga, taruhlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tidak memiliki sebuah target atau mimpi-mimpi indah, Akibasreet percaya, LSM itu tidak berumur lama. Bahkan mungkin, dia akan menjadi sebuah LSM musiman; menunggu ‘celah-celah basah’.

Dengan demikian sebuah mimpi itu penting, meski dengan sebuah catatan tentunya. Diantara catatan-catatan itu adalah; Pertama, Mimpi harus seimbang dengan alam. Artinya, kita memang boleh bermimpi, ketika mimpi itu tidak menyalahi kodrat alam. Misal saja, mimpi ingin kembali muda. Jika ada yang memiliki targer seperti ini, Anda tentu setuju jika dia dikatakan orang tidak waras alias gila.

Kedua, Harus mengerti betul tentang kesosialan alamiah. Artinya, kita adalah sesuatu yang diciptakan dengan sebuah keterbatasan. Perlu kerjasama dengan pihak lain jika menghendaki apa yang dicanangkan terkabul. Kerjasama ini juga dibagi dua, karena ‘kerjasama’ juga sama seperti kita, memiliki ‘kesosialan’. Maksudnya, kita butuh ‘kerjasama dua arah’. Kerjasama pertama adalah keseriusan kita dalam meraih apa yang dicita-citakan. Kerjasama ini lebih bisa dimengerti jika diartikan sebagai langkah fisik. Sedangkan kerjasama kedua adalah merangkul cita-cita dengan langkah metafisik. Atau mungkin akan lebih mudah dipahami jika dikatakan melangkah dengan doa.

Apapun mungkin terjadi! Keseriusan dan terus berdoa, jelas tidak bisa dilepas dari cita-cita. Maka, teruslah bermimpi, berusaha dan berdoa. Seperti mimpi paling sederhananya Akibasreet saat ini; berubah tampilan menjadi [dot]com. Semoga.

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post