-->

Pilkada Indramayu : Golkar Dimana, Nahdiyyin Kemana?

Foto ini diambil saat mudik lebaran kemarin.
Terlihat banner calon Bupati yang akhirnya tidak jadi maju dan irigasi yang mengenaskan. Hehe

Pagi ini rencananya ingin belajar nulis. Setelah berpikir tentang tema tulisan, kepikiran nulis tentang politik: dinamika pemilihan kepala daerah. Karena kebetulan daerah kelahiran saya, Indramayu, 9 Desember nanti juga menggelarnya. Tapi sayang, pagi inihttp://indramayukab.bps.go.id/ down, tidak bisa diakses. Otomatis, bumbu tulisan yang tadinya ingin diperbanyak, sekarang seadanya saja. Daripada nulis tanpa data akurat, nanti jadinya fiksi... :p   

Terus terang, setelah baca kabar di situs-situs berita online, Pilkada Indramayu tahun ini makin menarik saja. Ya, setidaknya itu bagi saya, yang notabenenya sama sekali tidak mengerti politik. Karena setelah saya baca surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Indramayu nomor 35KPTS.KPU-Kab/Im.011.329110/VIII/2015 tentang penetapan pasangan calon bupati dan wakil bupati Indramayu pada pemilihan bupati dan wakil bupati indramayu tahun 2015, ternyata calonnya cuma ada dua: ANDI (Anna Sophanah-Supendi) dan TORA (Toto Sucartono-Rasta Wiguna).

Aslinya yang menarik itu bukan soal hanya ada dua pasangannya, tapi lebih kepada partai pengusungnya. Karena ternyata, pasangan inccumbent Anna Sophanah-Supendi diusung oleh partai Gerindra (5 kursi), PKS (4 kursi), dan partai Demokrat (3 kursi). Sedangkan pasangan Toto Sucartono-Rasta Wiguna diusung oleh PDI Perjuangan (7 kursi), Partai Kebangkitan Bangsa (7 kursi), dan partai Nasdem (3 kursi). Yang jadi pertanyaan, masa penguasa parlemen tidak mengusung pasangan? Pasukan kuningnya kemana atau mereka ada dimana-mana?

Sebagai catatan, berdasarkan hasil rekapitulasi suara KPU Indramayu dalam Pemilihan Umum 9 April 2014 lalu, dari 50 kursi DPRD Indramayu, Partai Golkar mendominasi dengan 19 kursi (335.474 suara), PDIP 7 kursi (130.991 suara), PKB 7 kursi (106.433 suara), Gerindra 5 kursi (65.948 suara), PKS 4 kursi (58.094 suara), NasDem 3 kursi (44.778 suara), Demokrat 3 kursi (44.105 suara), dan Hanura 2 kursi (49.708 suara). Sementara untuk PPP, PAN, PBB, dan PKPI tidak mendapatkan kursi. Maka dengan kursi sebanyak itu, benarkah Golkar pada pilkada kali ini tidak bermain. Ah, endas ira krowak...:D

Pertanyaan berikutnya –hal ini juga berlaku untuk daerah lain– warga Nahdlatul Ulama (NU) condong kemana, ANDI ataukah TORA? 

Karena secara lembaga NU menyatakan tidak berpolitik praktis, maka tentu pertanyaan ini sulit dijawab. Meski demikian, melihat Indramayu, setahu yang saya tahu, bagi warga NU Indramayu pilkada kali ini tentu akan menarik. Karena pada satu sisi, sang inccumbenttentu sejak lima tahun yang lalu sudah berusaha ”memikat dan mengikat” para sesepuh dan warga NU. Namun di sisi yang lain, TORA yang kebetulan diusung oleh PKB, jelas secara ”emosional” punya kedekatan dengan kaum sarungan. Bahkan menurut saya, kedekatan emosional PKB dan sesepuh NU Indramayu sangat tidak wajar. Hehe... 

Pada akhirnya, entahlah. Yang jelas, dari perantauan saya berdoa semoga saja pilkada ini tidak sampai menimbulkan gejolak di masyarakat. Tidak perlu ada kabar antar tetangga saling sikut karena beda pilihan. Semoga pilkadanya berjalan lancar, damai, dan aman.

Oh iya, kalau boleh usul pada tim sukses kedua pasangan calon. Sudahlah, tidak usah berjanji ini-itu. Cukuplah sewa alat berat, lakukan normalisasi irigasi. Agar kedepan Indramayu sebagai lumbung padi tidak hanya jadi selogan. Nah, pada alat berat itu, silahkan kalian pasang spanduk atau banner bos kalian. Jika ini dilakukan, saya kok ragu jika petani tidak memilih bos kalian... ;)

_____TUVI, Kediri, 31 Agustus 2015
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post