Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang!!!
Kalimat itu tentu tak asing bagi mereka yang pernah atau
sering menonton grup lawak Warkop DKI; Dono, Kasino dan Indro. Selain mereka, masyarakat
Indonesia juga tentu tak asing dengan pelawak-pelawak lain. Taruhlah grup
Srimulat dan Patrio, juga grup-grup serta komedian lainnya. Dan beberapa tahun
belakangan ini, siapa sih yang tidak mengenal mereka yang tampil dalam Opera
Van Java?
Guyonan atau gurauan, tentu diperlukan dalam rangka
”memulihkan kepala” yang terlanjur penuh dengan problem dan berbagai
permasalahan. Namun yang jadi masalah, ketika proses pemulihan itu terlalu
berlebihan dan sangat berkesan monoton, tentu kurang baik pula. Bukannya
“sembuh”, yang ada malah ”tertidur” dari sesuatu yang semestinya disimak.
Seperti halnya yang kita ketahui bersama, dewasa ini,
pelawak-pelawak kita bisa dibilang ”kurang cerdas” dalam membaca situasi dan
peka akan lingkungan sekitar. Gurauan-gurauan mereka asal comot tanpa
memperdulikan implikasi apa yang akan mereka peroleh setelah mereka pentas.
Padahal, bukankah kita tentu mengamini bahwa dulu, panggung teater berperan
besar dalam proses mengembalikan nasionalisme bangsa. Yang pada akhirnya bangsa
ini terlepas dari kungkungan penjajah.
Semestinya mereka yang telah punya nama besar –para pelawak
itu, baik secara perorangan ataupun grupnya, dalam setiap kali pentas harus ada
target implikasi yang jelas, setidaknya, membangunkan bangsa ini dari ”tidur panjangnya”.
Sehingga jika kemudian tiba waktunya mereka digantikan oleh generasi yang lebih
muda, mereka telah memiliki ”investasi sakti” bagi kemajuan bangsa dan negara.
Lantas, apa sih makna membangunkan bangsa ini dari tidur panjangnya?
Sebenarnya, yang Akibasreet maksudkan disini sederhana.
Adegan atau tema yang disuguhkan, sebisa mungkin menggambarkan bahwa di daerah
lain, pulau, desa, kampung, kecamatan, masih banyak yang bertolak belakang
dengan apa yang digambarkan media. Terlebih suguhan film-film dan sinetron yang terkesan serba wah. Dengan begitu, tidak ada cerita
lanjutan hanya demi berburu ponsel, warga kita meninggal dunia dengan sia-sia.
#arsip, Senin, 26 Maret 2012