-->

Kreatif dan Konsisten seperti Promagnya Kalbe

Oleh Alfa RS

Yup,,, Sepintas mungkin judul postingan ini berseberangan dengan tema yang diberikan panitia. Tapi menurutku, jika memandang Promag lebih dari sekedar merek dagang, tentulah kesannya berbeda.

Promag adalah merek dagang PT Kalbe Farma Tbk. (Kalbe). Saat ini, Kalbe diakui sebagai perusahaan farmasi terbesar regional di Asia Tenggara. Namun, orang mungkin sedikit yang menyadari itu semua dimulai di sebuah garasi kecil di daerah Tanjung Priok Jakarta Utara, Indonesia. Ketika mereka mendirikan Kalbe pada tanggal 10 September 1966, enam pendiri mungkin tidak pernah membayangkan bahwa Kalbe bisa berhasil seperti sekarang ini. Visi tajam, rasa tinggi kewirausahaan dan semangat kerja keras yang ditampilkan oleh para pendiri dan semua karyawan telah memungkinkan Kalbe untuk terus tumbuh dan menjadi perusahaan besar dan sukses.

Berangkat dari sana, setidaknya dua alasan kenapa saya mengatakan kreatif seperti Promagnya Kalbe. Pertama, kata kreatif oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; bersifat (mengandung) daya cipta.

Nah, sebagaimana yang sudah maklum, Kalbe dengan Promagnya telah memberikan solusi buat masyarakat Indonesia yang punya masalah dengan perut sejak puluhan tahun lalu. Saat itu, saya kira perlu pemikiran jeli dan konsep yang matang untuk memutuskan peluncuran sebuah produk. Produk yang memang benar-benar ditunggu oleh masyarakat akan kehadirannya.

Kedua, konsisten seperti Promag yang saya maksudkan disini tentunya jelas. Sebagai produk yang sejak awal mengibarkan bendera mengatasi masalah perut, sampai saat ini tetap dikibarkan oleh Kalbe setinggi-tingginya dengan Promag. Sedangkan bendera-bendera lain yang turut dikibarkannya, saya kira sebatas penunjang untuk kesuksesan Promag itu sendiri. Contoh kecilnya seperti bendera kerjasama Promag dan Kompasiana ini. Selain bendera Promag, Kalbe juga gencar menancapkannya. Namun tentunya jelas, mana bendera Promag dan mana merek lainnya.

Dari dua alasan itu, hemat saya, sebagai bangsa yang saat ini sedang berkembang dengan seambreg masalah yang melilitnya, khususnya masalah lapangan kerja, sangat disayangkan jika bangsa ini tidak mempunyai dua sifat tersebut; kreatif dan konsisten. Jika masyarakat mampu menumbuhkan dua hal ini, saya kira pekerjaan rumah pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan akan jauh lebih ringan.

Bayangkan, jika tiap daerah, lingkup kabupaten saja, ada figur yang mampu membuat gebrakan baru dengan membuka sebuah jenis usaha yang menarik, sudah barang tentu akan menciptakan lapangan pekerjaan. Meski jumlahnya tentu tidak banyak. Namun jika kemudian ia mampu konsisten dengan usahanya, lambat laun tentulah usaha itu akan makin berkembang dan tenaga yang dibutuhkan juga semakin banyak.

Ironisnya, seperti berita yang sering kita jumpai, orientasi mereka yang merasakan bangku pendidikan hanya sebatas menjadi pekerja, bukan mencoba menciptakan lapangan kerja. Bukan hanya lulusan biasa, mereka yang statusnya menyandang modal pun, ikut-ikutan menjadi pekerja. Seperti anak-anak bos yang hanya menunggu pergantian kekuasaan perusahaan orang tuanya. Keadaan ini memang sulit dan saya tentunya tidak punya kewenangan untuk menyudutkan, apalagi menyalahkan pihak tertentu.

Yang jelas, mungkin solusinya begini. Mulai dari sekarang, ubah pola pikir dari sekolah untuk makan ke sekolah untuk pengetahuan. Karena seperti kita ketahui, kalimat, ”Kalau kau tak sekolah, mau jadi apa kau nanti?” diartikan mengarah kepada, jika kita tidak sekolah, mau makan apa. Jika pola pikir ini tetap kita tularkan pada generasi muda, saya yakin, negeri ini akan sulit meraih kemakmuran, karena bangsanya sibuk mengurus perut sendiri.

Ehm,,, mungkin saya terlalu muluk-muluk dan tanpa landasan. Yang jelas, sejarah akan membuktikan akan seperti apa negeri kita tercinta ini. Terlebih, jika generasi mudanya penuh dengan kratifitas dan konsistensi yang jelas.

Semoga bermanfaat.

(Tulisan ini untuk partisipasi di Kompasiana)

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post