-->

Hardiknas; Penuh Pekerjaan Rumah

Oleh: Alfa RS.

"Memang kadang-kadang menjadi lucu dan mengherankan, betapa tidak mengherankan, penegak hukum yang mestinya harus menegakkan hukum ternyata harus dihukum. Para pendidik yang mestinya mendidik malah harus dididik. Para pejabat yang mestinya melayani masyarakat malah minta dilayani dan itu adalah sebagian dari fenomena sirkus tadi itu. Itu semua bersumber pada karakter."

Kalimat di atas adalah ungkapan Mendiknas, Mohammad Nuh saat memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Jakarta kemarin (2/5).

Menengok sambutan yang Pak Menteri ucapkan, rasanya sampai hari ini kita harus mengakui betapa pendidikan di negeri ini masih jauh dari yang diharapkan. Tidak siswa, bukan pula pengajarnya, semuanya sama saja.

Rasanya bagi para pelajar, pendidikan tidak lagi ditempatkan sebagai pengetahuan, yang menjadi kebanggaan jika hal itu mampu dimiliki. Fakta mengungkapkan, saat ini tidak sedikit ditemukan pelajar yang jauh menyimpang dari karakter manusia berpendidikan. Kasarnya, seolah tidak lagi ada pembatas antara mereka yang sekolah dan tidak. Padahal sesuai amanat undang-undang, pendidikan dimaksudkan sebagai 'penyelamat' moral bangsa.

Sedang bagi pengajar, terkesan pendidikan hanya sebatas tempatnya bekerja. Ladang rupiah untuk mencukupi kebutuhan hidup dia sekeluarga. Jika sudah demikian, apalah arti sebuah lembaga pendidikan.

Kalau sudah demikian, lantas apa yang harus kita lakukan? Entahlah. Yang jelas ketika memperingati Hardiknas, kita tentu tidak bisa melupakan sosok K. Hadjar Dewantara. Dan rasanya, ungkapan "Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani," menjadi pekerjaan rumah kita semua.
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post