Oleh: Alfa RS
goresan…
neraca angan
kenangan
juga kenyataan.
ia pernah menghitam,
bahkan legam dan usam.
tak jarang iapun memutih penuh seri,
sayangnya kadang berduri.
mungkin goresanmu telah panjang
lembaran-lembaranpun habis tergores, katamu
entah,
aku tak tahu warna goresanmu
yang jelas, jangan berpikir lembaran itukan habis
ia akan terus menggores, tergores dan digores.
goresan...
memang kita kadang terlelah dipermainkan permainan
tiap goresannya menimbulkan teka-teki,
hingga kitapun bingung,
bahkan sengaja membingung
dengan apa yang selama ini kita cari.
goresan...
mampukah kau buat teka-teki itu menjadi intermezo yang menarik,
selingan yang menafas
sembari menghirup dunia yang semakin pelik.
lalu menitikkan goresan yang digores cantik.
goresanmu,
aku tak tahu
terima kasihlah bila digores saling menanti
walau akhirnya bergores memilu sendi,
saling memaafkan bukan ironi.
goresan...
aku tak tahu besok kemana iakan bergores.
bersamanya?
mungkin terlalu manis.
karena goresan kalian terlanjur memvonis.
teman...
andai kalian tahu goresan
goresan yang tak digores meninggalkan,
yang mungkin menyik kalian.
maafkan.
ia bergores,
bukan digores.
goresan, ah!
biarkan ia terus bergores dengan tergores
seperti kita yang asyik menggores.
nikmati saja setiap lembaran yang telah digores
walau kadang kita tak mampu tuk digores.
goresan...
izinkan kami tuk menggores.
Pebruari 2009
goresan…
neraca angan
kenangan
juga kenyataan.
ia pernah menghitam,
bahkan legam dan usam.
tak jarang iapun memutih penuh seri,
sayangnya kadang berduri.
mungkin goresanmu telah panjang
lembaran-lembaranpun habis tergores, katamu
entah,
aku tak tahu warna goresanmu
yang jelas, jangan berpikir lembaran itu
ia akan terus menggores, tergores dan digores.
goresan...
memang kita kadang terlelah dipermainkan permainan
tiap goresannya menimbulkan teka-teki,
hingga kitapun bingung,
bahkan sengaja membingung
dengan apa yang selama ini kita cari.
goresan...
mampukah kau buat teka-teki itu menjadi intermezo yang menarik,
selingan yang menafas
sembari menghirup dunia yang semakin pelik.
lalu menitikkan goresan yang digores cantik.
goresanmu,
aku tak tahu
terima kasihlah bila digores saling menanti
walau akhirnya bergores memilu sendi,
saling memaafkan bukan ironi.
goresan...
aku tak tahu besok kemana ia
bersamanya?
mungkin terlalu manis.
karena goresan kalian terlanjur memvonis.
teman...
andai kalian tahu goresan
goresan yang tak digores meninggalkan,
yang mungkin menyik kalian.
maafkan.
ia bergores,
bukan digores.
goresan, ah!
biarkan ia terus bergores dengan tergores
seperti kita yang asyik menggores.
nikmati saja setiap lembaran yang telah digores
walau kadang kita tak mampu tuk digores.
goresan...
izinkan kami tuk menggores.
Pebruari 2009