Oleh: Alfa RS.
saat gaduh bergemuruh,
saat dimana dia berceceran,
beterbangan di sudut-sudut Ka Rongpulu.
kala dia makin mengaduh,
indah nian.
namun semua percuma bagiku
hambar.
inginku rasa semuanya
ku belai kau wahai riuh
ku timang dalam dekapku,
but!
oh, sungguh aku tak mengerti
kenapa, dan…
mengapa kau tak pernah menghampiriku
sulitkah kau lirik aku?
hanya itu, hanya lirikmu.
ku tak berharap kau selalu temani aku
hanya lirikmu wahai riuh.
andai ku tak disini
Ka Rongpuluh.
mungkin ku sudah tinggalkan semua,
semuanya,
dunia yang fana.
sungguh tak kuasa terus begini,
terjepit di hamparan luas,
menangis ditengah tawa.
ya, gelagak tawa mereka,
tawa yang selalu terngiang di gendangku
menderu dan terus menderu,
membuat nestapa ini, oh…
ya Rabbi…
aku percaya akan kuasa-Mu
ku yakin atas takdir-Mu
karenanya…
ampunilah segala dosaku,
angkatlah sudah beban ini,
wahai dzat yang maha adil,
ku nanti senyum dari-Mu.
selalu, amin.
Desember 2007.
saat gaduh bergemuruh,
saat dimana dia berceceran,
beterbangan di sudut-sudut Ka Rongpulu.
kala dia makin mengaduh,
indah nian.
namun semua percuma bagiku
hambar.
inginku rasa semuanya
ku belai kau wahai riuh
ku timang dalam dekapku,
but!
oh, sungguh aku tak mengerti
kenapa, dan…
mengapa kau tak pernah menghampiriku
sulitkah kau lirik aku?
hanya itu, hanya lirikmu.
ku tak berharap kau selalu temani aku
hanya lirikmu wahai riuh.
andai ku tak disini
Ka Rongpuluh.
mungkin ku sudah tinggalkan semua,
semuanya,
dunia yang fana.
sungguh tak kuasa terus begini,
terjepit di hamparan luas,
menangis ditengah tawa.
ya, gelagak tawa mereka,
tawa yang selalu terngiang di gendangku
menderu dan terus menderu,
membuat nestapa ini, oh…
ya Rabbi…
aku percaya akan kuasa-Mu
ku yakin atas takdir-Mu
karenanya…
ampunilah segala dosaku,
angkatlah sudah beban ini,
wahai dzat yang maha adil,
ku nanti senyum dari-Mu.
selalu, amin.
Desember 2007.