Oleh: Alfa RS.
Malu bertanya, buntutnya celaka. Mungkin juga tuh. Seperti semalam, untung aku kepikiran mengetikkan kata kunci "lomba-lomba" di mesin pencari. Meski terburu-buru dan menyita waktu istirahatku, aku bersyukur akhirnya naskah ini selesai dan berhasil di posting.
Dari tema lomba yang diselenggarakan Universitas Islam Indonesia, aku menangkap kesan kebingungan dari pengelola perguruan tinggi secara umum.
Saat ini, melihat kurangnya antusiasme masyarakat untuk memasukkan anaknya di perguruan tinggi dan menelaah output perguruan tinggi, rasanya perguruan tinggi tidak lagi 'sakral.'
Banyak masyarakat yang menganggap perguruan tinggi hanya sebatas jembatan meraih pundi-pundi rupiah. Padahal, fakta membuktikan bahwa perguruan tinggi tidak selama dan satu-satunya penjembatan kita dengan rupiah.
Seperti banyaknya tradisi dan budaya bangsa ini yang sakral, jembatan antara kita dan rupiah pun mulai membutuhkan sesuatu yang kasat mata.
Malu bertanya, buntutnya celaka. Mungkin juga tuh. Seperti semalam, untung aku kepikiran mengetikkan kata kunci "lomba-lomba" di mesin pencari. Meski terburu-buru dan menyita waktu istirahatku, aku bersyukur akhirnya naskah ini selesai dan berhasil di posting.
Dari tema lomba yang diselenggarakan Universitas Islam Indonesia, aku menangkap kesan kebingungan dari pengelola perguruan tinggi secara umum.
Saat ini, melihat kurangnya antusiasme masyarakat untuk memasukkan anaknya di perguruan tinggi dan menelaah output perguruan tinggi, rasanya perguruan tinggi tidak lagi 'sakral.'
Banyak masyarakat yang menganggap perguruan tinggi hanya sebatas jembatan meraih pundi-pundi rupiah. Padahal, fakta membuktikan bahwa perguruan tinggi tidak selama dan satu-satunya penjembatan kita dengan rupiah.
Seperti banyaknya tradisi dan budaya bangsa ini yang sakral, jembatan antara kita dan rupiah pun mulai membutuhkan sesuatu yang kasat mata.
